Langsung ke konten utama

Postingan

Masjid Agung Banten dan Pantai Poci

Hai-hai semuanya, di tulisan kali ini gue mau lanjutin tentang pengalaman liburan lebaran kemarin. Di tulisan sebelumnya gue udah tulis tentang pengalaman gue ke Cirebon mulai dari main di kali  sampai yang lihat   Burok . Jadi hari keempat lebaran gue, kakak gue, istrinya kakak gue, dan keponakan gue balik ke Tangerang. Dari Cirebon kami berangkat sekitar jam 10 pagi. Kalau pada saat berangkat kami lewat jalan tol, pas balik ini kami nyoba lewat jalur Pantura. Dan ternyata, perbandingannya lumayan jauh berbeda. Rasanya pas lewat pantura tuh kaya yang “kok ganyampe-nyampe rumah ya”. Tapi walaupun lebih jauh menurut hemat saya *ceilah bahasa lu wi, menurut gue Pantura masih lebih nyaman. Kenapa lebih nyaman? Karena di Pantura kalau kita pingin istirahat, makan, atau buang air kecil kita bisa menepi di tempat yang banyak tersedia. Berbeda kalau lewat tol, kalau pengin buang air kecil mau gak mau kita harus berhenti di rest area yang tersedia. Sedangkan di ruas tol 
Postingan terbaru

Memaafkan?

Beberapa malam lalu, gua lihat WA Story temen gua yang lagi ngeluh. Hal yang dia keluhkan saat itu adalah yang dulu pernah gua keluhkan juga, sebenernya sampai sekarang juga masih gua keluhkan si walaupun rasa pengen ngeluhnya gak sebesar dulu. Apaan si gua ribet banget nulis ya. Ya intinya, gua bisa sedikit paham tentang keluhan dia, karena gua juga pernah merasakan itu. Setelah membaca semua keluhannya, gua reply-lah WA Story dia. Ternyata setelah itu terjadi perbincangan panjang di ruang obrolan kami. Kami saling cerita keresahan kami. Kami saling berbagi keluhan. Kami saling menceritakan ketakutan kami. Resah, keluh, dan takut yang kami rasakan ternyata sama. Akhirnya makin panjanglah chat kami malam itu. Kemudian teman gua bercerita tentang hal yang saat itu membuat takut, resah, dan keluhnya muncul. Terus terang kalau ada orang cerita apa lagi bukan tatap muka, gua kerap bingung meresponnya. Kadang gua mau merespon tapi gua takut salah ngomong atau salah ketik yang akhirnya b

"Uang Kamu Lecek..."

Halo semuanya, Assalamualaikum ehehe.. Selamat Hari Raya Idul Adha yaa untuk kalian yang merayakan. Ngomong-ngomong soal Idul Adha, biasanya di momen ini tuh banyak orang yang berkurban kambing, sapi, kerbau, atau onta. Hewan-hewan itu disembelih sesuai ketentuan dalam agama Islam lalu dagingnya dibagikan ke masyarakat sekitar. Pernah baca di mana gitu Gua lupa, kalau berkurban ini semacam simbol kalau orang yang berkurban itu sedang berusaha "menyembelih" sifat kebinatangan yang ada dalam dirinya agar jadi manusia yang lebih baik lagi. Ada yang bilang juga kalau hewan yang dikurbankan itu bakal jadi 'kendaraan' dia buat sampe ke surga. Sekali lagi gua gatau itu beneran apa nggak, lagian di sini bukan mau ngomongin hikmah berkurban kok. Kalau mau dapet info seperti itu silakan baca buku-buku atau kitab-kitab yang sudah ditulis para ulama. Jangan baca blog bocah gajelas kayak gua gini. Eh iya sedikit informasi aja nih, tulisan "kurban" itu pake "

Pawai Ta'aruf MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur'an) ke VI Kota Tangerang Selatan

Assalamualaikum.. Udah lama juga ya rasanya ga ngeblog. Udah gausah basa-basi banyak-banyak, sekarang gue mau nulis tentang MTQ ke 6 Tangerang Selatan . Gue gak bahas sampai ke akar-akarnya mengenai MTQ tapi gue cuma mau nyeritain sekilas tentang pawai pembukaan acaranya. Sebelum masuk ke cerita gue mau kasih tau dikit aja nih tentang apa itu  MTQ. Sudah terpampang jelas di artikel ini kalau MTQ itu singkatan dari Musabaqah Tilawatil Qur’an yang artinya lomba membaca Al-Qur’an. Gak sembarangan baca, tapi bakal di perhatikan juga tajwid, qiraat dan keindahan serta kemerduan sang Qari dan Qari’ah dalam membaca Al-Qur’an. Buat yang bingung siapa itu Qari dan Qari’ah mereka itu sebutan bagi mereka yang mahir dalam seni membaca Al-Qur'an. Qari untuk laki-laki sedangkan Qari'ah untuk perempuan. Nah sekarang mulai masuk ke hal yang mau gue ceritakan. Jadi, mulai  tanggal 26 Oktober 2015 di Kota Tangerang Selatan di laksanakan acara MTQ, dan kalau saya tidak keliru acara ini

Nonton Burok Kesenian Khas Cirebon

Hai-hai, seperti yang dijanjikan di tulisan sebelumnya, sekarang mau lanjut ke cerita soal Burok. Sebenenrnya saya sendiri juga kurang tahu burok itu apa karena yang pas ‘ikut mudik’ kemarin baru tuh lihat yang namanya burok. Jadi penjelasan mengenai buroknya saya tulis sesuai analisa saya saja ya. Mohon koreksinya kalau saya salah. Jadi  Burok itu kesenian khas Cirebon yang berbentuk boneka besar yang didalamnya terdapat orang untuk menggerakannya. Burok berarakan dengan diiringi musik atau lagu berbahasa sunda atau lagu-lagu dangdut. Gampangnya mirip Ondel-ondellah. Tahu kan Ondel-ondel  itu apa? Buat yang belum tahu, ondel-ondel itu kesenian Khas Jakarta yang semacam boneka yang berarakan sambil diiringi musik khas betawi. Untuk lebih lengkap mengenai ondel-ondel, silahkan googling sendiri yah. Meskipun sama-sama berarakan, banyak perbedaan yang terdapat antara Burok dengan Ondel-ondel. Perbedaan yang pertama terdapat pada bentuk. Jelas, beda daerah beda pula bentuknya. K