Hai-hai semuanya, di tulisan kali ini gue mau lanjutin tentang pengalaman liburan lebaran kemarin. Di tulisan sebelumnya gue udah tulis tentang pengalaman gue ke Cirebon mulai dari main di kali sampai yang lihat Burok . Jadi hari keempat lebaran gue, kakak gue, istrinya kakak gue, dan keponakan gue balik ke Tangerang. Dari Cirebon kami berangkat sekitar jam 10 pagi. Kalau pada saat berangkat kami lewat jalan tol, pas balik ini kami nyoba lewat jalur Pantura. Dan ternyata, perbandingannya lumayan jauh berbeda. Rasanya pas lewat pantura tuh kaya yang “kok ganyampe-nyampe rumah ya”. Tapi walaupun lebih jauh menurut hemat saya *ceilah bahasa lu wi, menurut gue Pantura masih lebih nyaman. Kenapa lebih nyaman? Karena di Pantura kalau kita pingin istirahat, makan, atau buang air kecil kita bisa menepi di tempat yang banyak tersedia. Berbeda kalau lewat tol, kalau pengin buang air kecil mau gak mau kita harus berhenti di rest area yang tersedia. Sedangkan di ruas tol
Beberapa malam lalu, gua lihat WA Story temen gua yang lagi ngeluh. Hal yang dia keluhkan saat itu adalah yang dulu pernah gua keluhkan juga, sebenernya sampai sekarang juga masih gua keluhkan si walaupun rasa pengen ngeluhnya gak sebesar dulu. Apaan si gua ribet banget nulis ya. Ya intinya, gua bisa sedikit paham tentang keluhan dia, karena gua juga pernah merasakan itu. Setelah membaca semua keluhannya, gua reply-lah WA Story dia. Ternyata setelah itu terjadi perbincangan panjang di ruang obrolan kami. Kami saling cerita keresahan kami. Kami saling berbagi keluhan. Kami saling menceritakan ketakutan kami. Resah, keluh, dan takut yang kami rasakan ternyata sama. Akhirnya makin panjanglah chat kami malam itu. Kemudian teman gua bercerita tentang hal yang saat itu membuat takut, resah, dan keluhnya muncul. Terus terang kalau ada orang cerita apa lagi bukan tatap muka, gua kerap bingung meresponnya. Kadang gua mau merespon tapi gua takut salah ngomong atau salah ketik yang akhirnya b